Jumat, 18 November 2011

SOLUSI JUAL BELI PASAL UNDANG - UNDANG D RI

Republika, 16 November 2011. " MK : Pasal UU Diperjual Belikan ".

Mahfud MD; banyaknya gugatan yg masuk ke MK sbg cermin buruknya legislasi krna ada praktek jual beli kepentingan dalam pembuatan UU.

hal ini d sanggah oleh wakil ketua Badan legislasi DPR

Dimyati Natakusuma ; keputusan diambil secara kolektif, sulit tuk melakukan jual beli pasal.

SOLUSI INDONESIA SEHAT BEBAS JUAL BELI PASAL UU

MADRASAH ALIYAH EL - BAYAN : SELAIN ADA MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI YG MENJELASKAN BAGAIMANA TRANSAKSI DAN CARA PEMARASARANNYA. mATERI PEMBELAJARAN FIQH MENGAJARKAN TENTANG CARA2 BERTRANSAKSI YG HALAL YG SESUAI DG HUKUM SYAR'I.

MAKA KALAUPUN OUTPUT SISWA MA EL BAYAN MENJADI DPR ATAU KETUA MK, MAKA JUAL BELI PASAL UU BISA DILAKUKAN DG CARA YG HALAL. ( YG MENCERMINKAN KEPENTINGAN NASIONAL TIDAK BERPIHAK PADA KEPENTINGAN PERORANGAN ATAU DAERAH).

CARA YG HALAL JUGA BSA DITEMPUH DG CARA LOBI - LOBI POLITIK YG SESUAI DG PRINSIP MUSYAWARAH SEHINGGA MENCAPAI KEMUFAKATAN DEMI KEPENTINGAN NASIONAL.

 
by; samuahfl@. Benda, 18 November 2011

Kamis, 03 November 2011

Gambar Bisu Tak MemBisu

Ketika kata tak teruntai bahasa tak terucapkan, tak terdengar kicauan persaudaraan yang tersekat oleh gagahnya beton P4Tk. Namun sambaran cahaya tak terelakan tuk mengikat persaudaran.

 Bersama Dirjen Pendidikan Agama Islam dan CPMU Jakarta

Suatu saat nanti kan menjadi sebuah memori tuk di ulang yang tak terbahasakan. Hanya rentetan gambar bisu menjadi bahasa hati tuk mengingat masa lalu. Masa yang mungkin tak akan terulang,. 

Masih banyak rekaman sambaran cahaya menjadi bahasa bisu  tersimpan memory kotak kecil yg biasa diberi nama Notebook. 

 Lebih jelas tentang Gambar bisu terangkai bahasa persaudaraan. Klik disini



Rabu, 02 November 2011

" Bisa dikatakan " Keselarasan atau Keseimbangan


              Coretan ini tak bermaksud menggurui, atau mengingatkan. Coretan ini hanya sekedar pengembangan diri bagi pribadi sendiri.

       Alam semesta diciptakan oleh Allah SWT sarat akan sebuah keseimbangan, keteraturan dan keselarasan. Allah menciptakan seluruh ciptaan NYA selalu keadaan berpasang - pasangan. Ada siang, ada malam, ada tinggi ada rendah, ada bagus ada jelek. semuanya d ciptakan dengan keteraturan yang sulit untuk diformulakan sekalipun menggunakan hukum relativitas. Walaupun sulit untuk di formulakan, manusia bisa memahami bahwa sesungguhnya ciptaanNYA selalu mengandung nilai keselasaran. Apa yang diciptakan selalu mempunyai nilai dalam kehidupan umat manusia. Tidak ada ciptaan Allah yg tidak bermanfaat bagi kehidupan umat manusia di belahan dunia ini.

           Namun sebagai manusia kadang lupa akan keseimbangan, keteraturan dan keselarasan yang ada di alam semseta. Jangankan memahami keselarasan atau keseimbangan alam semseta, memahami keseimbangan dan keselarasan dalam diri sendiri  " terlupakan " .
             
              Jasmani dan rohani merupakan bagian dari diri manusia, keduanya bisa sejalan dan seimbang, namun juga kadang tidak harmonis hubungan keduanya. Dari dua bagian manusia ada tiga hal yang menjadi salah satu indikator khoerul Insan menuju Khoerul Ummah.


           Pertama, Bicara / Ucapan. Pembicaraan atau Ucapan seseorang bisa menjadi cermin dari Jiwa seseorang. Ucapan yang bisa menyenangkan pendengar bisa mnejadi sebuah ucapan yang bermanfaat.
               Kedua, Hati atau apa yang di yakini. sesuatu yang diyakini menjadi manesfestasi dari ucapan. ketika apa yang diucapkan seseorng minimal itulah yang diyakini kebenarannya dalam hatinya.
                 Ketiga, Perbuatan, ending dari kedua hal di atas adalah terlahir dalam sebuah perbuatan. apa yang diucapkan seseorang adalah apa yang diyakini dan terlahirkan dalam perbuatan .
                   Keseimbangan inilah yang pada akhir - akhir ini menjadi sesuatu yang langka, sesuatu yang mahal untuk bisa di pertahankan. Semua seakan menjadi politikus - politikus handal. berbicara ini, itu, anu, ini, namun realita di lapangan berbicara lain, keadaan tidak sesuai dengan diucapkan. tidak sesuai lagi hatinya juga tidak meng amini jika kenyataanya berbalik merugikan diri sendiri.



                 Coretan ini mencoba apa yang telah atau akan di ucapkan hendaknya sesuai dengan apa yang sudah atau baru diyakini dalam hati yang selalu terlahir dalam perbuatan. Tidaklah selalu yang dibanggakan dalam sebuah pembicaraan akan mendapatkan hasil yang memuaskan, yang realitanya berbalik 360 derajat. inilah yang bisanya disebut dengan Pecitraan.


                      Citra tidaklah dibangun diatas kebohongan, namun di landasi dari sebuah bukti konkrit yang sesuai dengan relaita dilapangan.
keseimbangan antara apa yang diucapkan harus diyakini dalam hati dan terlahirkan dalam perbuatan.
Bandung, 1 November