Coretan ini tak bermaksud menggurui, atau mengingatkan. Coretan ini hanya sekedar pengembangan diri bagi pribadi sendiri.
Namun sebagai manusia kadang lupa akan keseimbangan, keteraturan dan keselarasan yang ada di alam semseta. Jangankan memahami keselarasan atau keseimbangan alam semseta, memahami keseimbangan dan keselarasan dalam diri sendiri " terlupakan " .
Jasmani dan rohani merupakan bagian dari diri manusia, keduanya bisa sejalan dan seimbang, namun juga kadang tidak harmonis hubungan keduanya. Dari dua bagian manusia ada tiga hal yang menjadi salah satu indikator khoerul Insan menuju Khoerul Ummah.
Pertama, Bicara / Ucapan. Pembicaraan atau Ucapan seseorang bisa menjadi cermin dari Jiwa seseorang. Ucapan yang bisa menyenangkan pendengar bisa mnejadi sebuah ucapan yang bermanfaat.
Kedua, Hati atau apa yang di yakini. sesuatu yang diyakini menjadi manesfestasi dari ucapan. ketika apa yang diucapkan seseorng minimal itulah yang diyakini kebenarannya dalam hatinya.
Ketiga, Perbuatan, ending dari kedua hal di atas adalah terlahir dalam sebuah perbuatan. apa yang diucapkan seseorang adalah apa yang diyakini dan terlahirkan dalam perbuatan .
Keseimbangan inilah yang pada akhir - akhir ini menjadi sesuatu yang langka, sesuatu yang mahal untuk bisa di pertahankan. Semua seakan menjadi politikus - politikus handal. berbicara ini, itu, anu, ini, namun realita di lapangan berbicara lain, keadaan tidak sesuai dengan diucapkan. tidak sesuai lagi hatinya juga tidak meng amini jika kenyataanya berbalik merugikan diri sendiri.
Coretan ini mencoba apa yang telah atau akan di ucapkan hendaknya sesuai dengan apa yang sudah atau baru diyakini dalam hati yang selalu terlahir dalam perbuatan. Tidaklah selalu yang dibanggakan dalam sebuah pembicaraan akan mendapatkan hasil yang memuaskan, yang realitanya berbalik 360 derajat. inilah yang bisanya disebut dengan Pecitraan.
Citra tidaklah dibangun diatas kebohongan, namun di landasi dari sebuah bukti konkrit yang sesuai dengan relaita dilapangan.
keseimbangan antara apa yang diucapkan harus diyakini dalam hati dan terlahirkan dalam perbuatan.
Bandung, 1 November
Pertama, Bicara / Ucapan. Pembicaraan atau Ucapan seseorang bisa menjadi cermin dari Jiwa seseorang. Ucapan yang bisa menyenangkan pendengar bisa mnejadi sebuah ucapan yang bermanfaat.
Kedua, Hati atau apa yang di yakini. sesuatu yang diyakini menjadi manesfestasi dari ucapan. ketika apa yang diucapkan seseorng minimal itulah yang diyakini kebenarannya dalam hatinya.
Ketiga, Perbuatan, ending dari kedua hal di atas adalah terlahir dalam sebuah perbuatan. apa yang diucapkan seseorang adalah apa yang diyakini dan terlahirkan dalam perbuatan .
Keseimbangan inilah yang pada akhir - akhir ini menjadi sesuatu yang langka, sesuatu yang mahal untuk bisa di pertahankan. Semua seakan menjadi politikus - politikus handal. berbicara ini, itu, anu, ini, namun realita di lapangan berbicara lain, keadaan tidak sesuai dengan diucapkan. tidak sesuai lagi hatinya juga tidak meng amini jika kenyataanya berbalik merugikan diri sendiri.
Coretan ini mencoba apa yang telah atau akan di ucapkan hendaknya sesuai dengan apa yang sudah atau baru diyakini dalam hati yang selalu terlahir dalam perbuatan. Tidaklah selalu yang dibanggakan dalam sebuah pembicaraan akan mendapatkan hasil yang memuaskan, yang realitanya berbalik 360 derajat. inilah yang bisanya disebut dengan Pecitraan.
Citra tidaklah dibangun diatas kebohongan, namun di landasi dari sebuah bukti konkrit yang sesuai dengan relaita dilapangan.
keseimbangan antara apa yang diucapkan harus diyakini dalam hati dan terlahirkan dalam perbuatan.
Bandung, 1 November
Tidak ada komentar:
Posting Komentar